Semboyan dari AHLICODING.COM adalah: LARI, yang merupakan rekursif akronim dari ‘Lari Mengejar India’ . Mengapa India ? Sebab India adalah negara yang secara struktur sosial dan demografis hampir sama dengan Indonesia, namun dalam hal teknologi, terutama teknologi I.T. , mereka malah jauh lebih maju dari Indonesia.

Apa sebabnya?

Berikut ini adalah sebuah artikel yang menjelaskan:

India adalah salah satu negara yang cocok untuk menjadi tolak ukur kemajuan teknologi negara berkembang seperti Indonesia. Dari berbagai macam sudut pandang Indonesia dan India memiliki banyak perbedaan namun tidak sedikit juga hal serupa yang dapat kita jumpai dari kedua negara ini.

Indonesia meraih kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 dari tangan Jepang sedangkan India meraih kemerdekaannya pada tanggal 15 Agustus 1947 dari pendudukan Britania Raya. Itu berarti hari kemerdekaan Indonesia 2 hari setelah hari kemerdekaan India, namun India memperoleh kemerdekaannya 2 tahun setelah Indonesia. Pada intinya kedua negara ini sama-sama memiliki sejarah dijajah oleh negara lain. Namun semenjak itu, kedua negara ini terus berlomba-lomba dan saling bersaing untuk menjadi negara yang terlebih dahulu sukses menjadi negara maju dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, militer, pendidikan, teknologi, dan lain-lain.

Dari segi ekonomi (GDP), pada tahun 2012 India berada di peringkat 10 sedangkan Indonesia berada di peringkat 16 (data.worldbank.org). Namun jika dihitung perkapita, secara statistik Indonesia lebih sejahtera dibandingkan India. Dalam permasalahan penduduk, India berada di peringkat kedua penduduk terpadat di dunia sedangkan Indonesia berada diperingkat ke 4. Namun jika kita melihat dalam hal kecanggihan teknologi yang dimiliki oleh kedua negara ini, siapakah yang lebih unggul?

Dimulai dari pendidikan teknologi, dan mari pertama-tama mari kita adu kemajuan teknologi india dibanding indonesia secara kuantitas. India memiliki sekitar 46 institusi negeri teknik (di bawah pemerintah) yang teridiri dari 16 otonomus IIT dan 30 NIT serta ratusan (bahkan ribuan) college-college engineering swasta lain. Sedangkan Indonesia selama ini hanya memiliki 2 institusi unggulan negeri di bawah pemerintah yaitu ITS dan ITB dan sekitar 28 Politeknik Negeri. Namun demikian ada yang harus di apresiasi dengan didirikannya Institut Teknologi Sumatera di bawah ITB dan Institut Teknologi Kalmantan di bawah ITS.

READ  Betulkah Seorang Ahli Coding cenderung Introvert ?

Memang kita belum menghitung yang swasta dan jurusan-jurusan teknik yang berada di bawah universitas ngetop yang ada di kedua negara. India juga memiliki Iinstitute negeri di Mumbai yang hanya fokus pada satu bidang yaitu chemical technology, jadi satu institut tersebut hanya untuk mengurus teknologi kimia. Jika kita mau menghitung sekalipun, secara kuantitas India akan menang telak.

Jika dihitung dari “course” yang diambil hampir seluruh kampus teknik di India (bahkan termasuk kampus-kampus swasta) credit (sks) minimal yang harus dipenuhi Sarjana tingkat 1 teknik di India berjumlah 190 sedangkan di ITB dan ITS, hanya sekitar 150 sks. Dan lulus lebih dari 4 tahun merupakan hal yang sangat tabu di India, dan sangat-sangat sedikit mahasiswa teknik di India mengalami hal ini. Itu yang menyebabkan saya tidak pada tahun baru harus masuk kelas karena tidak ada libur, dan tidak jarang saya harus masuk di hari sabtu dan minggu, sehingga seolah-olah siklus kuliah berawal dari senin ke senin berangkat dengan rata-rata 6 jam pertemuan tiap harinya. Kenapa? bukan karena sks yang kelihatan banyak, tapi memang banyak dan berat dan harus dipelajari dalam jangka waktu yang sangat singkat. Pernah ada teman saya mahasiswa internasional ditanya professor, “kamu paham?” jawab teman saya “maaf pak beri waktu saya untuk memahami” jawab sang prof. “kamu mau menyelesaikan ini dalam waktu 1 jam? atau 19 jam?” Berbeda dengan sks yang ada di Indonesia, kita masih menghitung mata kuliah seperti Agama dan Olah Raga atau Bahasa Indonesia dalam credit pokok, di India mereka tidak pernah menghitung pelajaran agama (karena negara sekuler), atau PPKn atau Bahasa Hindi dan hal-hal yang menurut mereka tidak penting.

READ  Cara Mendaftar Domain dan Menyewa Hosting Online

Secara statistik ranking website versi QS World rank, se-Asia, IIT Delhi dan IIT Bombay berada di peringkat 38, dan 39 berturut-turut, disusul IIT Madras pada peringkat 49. Sedangkan ITB muncul pada peringkat 129. Begitu juga menurut ranking yang dilansir website lain seperti 4icu, India tetap unggul dalam peringkat universtas teknik secara internasional dibanding Indonesia.

Bagaimana dengan kualitas? tidak usah jauh-jauh, bagi anda yang memiliki software besar seperti adobe, ketika membuka adobe photoshop, anda bisa hitung ada berapa nama engineer india disana seperti Narayanan, Vinod dan lain-lain. Basis-basis teknik komputer dan elektronik dunia sudah diduduki oleh orang-orang India. Dimulai dari microsoft, apple, facebook, google, nokia, samsung. Orang-orang jebolan IIT Madras, seperti Raghu Ramakrishnan, yang menjadi Vice-President & Research Fellow, di Yahoo!, Anant Agarwal yang menjadi Professor of Electrical Engineering and Computer Science di MIT, Arvind Raghunathan, sebagai Managing Director, di Deutsche Bank, dan masih ratusan lagi yang tersebar diseluruh basis bidang teknologi di negara-negara maju. Teman saya di Komputer Sains ada yang sudah bekerja di Yahoo, padahal baru menempuh S1 semester 3.

Ada anak IIT Delhi yang ditengah pendidikan S1 di bayar facebook sekitar Rp. 99 juta perbulan. Selain bidang computer dan elektronik, setiap tahunnya, ratusan insinyur india direkrut di perusahaan top-top seperti unilever, DutchSHell, Chevron, dan corporate-corporate multinasional lain. Di dalam negeri sendiri, hampir semua peralatan elektronik adalah made in India, sedangkan di Indonesia produk made in China lah yang banyak beredar.

Menurut indexmundi.com, dan knoema.com pada tahun 2009, India berada pada peringkat 11 di atas beberapa negara maju seperti Australia, Belanda, Russia, Swedia dalam Scientific and technical journal articles, sedangkan Indonesia di peringkat 64 setelah beberapa negara kecil seperti Vietnam dan Kenya.

READ  Biaya Website: Dari Rp 500ribu hingga Rp 500juta

Data yang dilansir worldbank.org menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2008-2012 India telah mempublish scientific and technical journal sebanyak 19,917 sedangkan Indonesia hanya mampu mempublish 262 buah. Itu berarti India memproduksi sekitar 76 kali lipat jurnal ilmiah yang Indonesia produksi, sedangkan penduduk India hanya sekitar 5 kali lipat penduduk Indonesia. Data worldbank juga menyebutkan pada tahun 2011 ilmuwan yang bermukin di India telah mematen 8,841 karya sedangkan Indonesia hanya 541, itu berarti paten dari India 16 kali lipatnya di Indonesia.

Last modified: 4 December 2020

Author

Comments

Write a Reply or Comment

Your email address will not be published.